Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 08 Juni 2009

Mike Lazaridis, Sang Pendiri BlackBerry

Anak dari Turki ini dapat merealisasikan mimpi guru SMA-nya bahwa suatu hari nanti fungsi elektronik, komputer, dan wireless akan menjadi satu. Lewat temuannya, Mike Lazaridis berhasil menggabungkan teknologi yang unik dan gaya hidup menjadi satu: BlackBerry.

Di sela-sela kesibukannya menerima tamu dari sejumlah negara pada acara Wireless Enterprise Symposium (WES) 2009 di Orlando, Florida, Amerika Serikat, awal Mei 2009, akhirnya Mike Lazaridis, sang pendiri BlackBerry, bisa meluangkan waktu untuk Kompas. ”Apa yang bisa saya sampaikan? Saya mulai saja dengan kondisi BlackBerry kini,” katanya.

Tak seperti yang dibayangkan sebelumnya, dari alotnya mengatur jadwal dengan pihak perwakilan BlackBerry, sosok Lazaridis terlihat kalem, rendah hati, dan apa adanya. Wawancara digelar di sebuah hotel di Orlando.

Tak ada pengawal, tak ada pendamping atau yang berada di sekitarnya. Salah satu orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time tahun 2005 itu tampil layaknya orang biasa.

Bersahaja, tetapi justru wibawa sebagai inventor penting dekade ini makin terpancar. Pagi itu, Lazaridis melayani wawancara sambil sarapan sandwich. ”Upps...,” sergahnya saat sandwich yang dipegangnya jatuh ke lantai. Dengan santai, Presiden dan Co-Chief Executive Officer and Director Research In Motion (RIM) ini memungutnya kembali.

Dia membuka dialog dengan angka-angka. ”Saat ini jumlah subscriber BlackBerry ada 25 juta orang,” katanya sambil menyodorkan buku Life on BlackBerry, RIM 2009 Annual Report.

”Ini laporan terbaru,” katanya. Doktor bidang engineering yang tak menamatkan kuliah ini tak hanya mengawal RIM dari sisi teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia.

Poin terakhir itulah yang menciptakan fenomena baru dunia: masyarakat di 160 negara yang gandrung dengan cara baru berkomunikasi dan berkirim data. Dialah yang bertanggung jawab atas mewabahnya ”virus” teknologi dan gaya hidup itu.

Menurut peringkat Milward Brown Top 100 Most Powerfull Brands, BlackBerry urutan ke-51 dunia dan disebut sebagai yang tercepat pertumbuhannya dengan angka kenaikan 390 persen.

Pentingnya riset

Dengan kondisi global yang lesu, tahun 2009 RIM telah mengirim 26 juta BlackBerry ke sejumlah negara. Januari 2009, BlackBerry sudah membuat perangkat BlackBerry ke-50 juta. ”Pendapatan RIM tahun fiskal 2009 naik 84 persen dari 6 miliar dollar AS menjadi 11 miliar dollar AS,” ujarnya.

Tahun 2009, BlackBerry mendapat penghargaan GSMA Chairman’s Award untuk kategori pionir bidang wireless. Di tengah stagnannya penemuan baru, bisa dibilang Lazaridis mendominasi sebagai inventor pada dekade ini.

Lazaridis menyadari, kesuksesan RIM merupakan dampak dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dia yakin ilmu pengetahuan yang didorong universitas bisa diharapkan membawa perubahan.

Dukungannya terhadap dunia penelitian tak tanggung-tanggung. Oktober 2000 dia mendirikan Perimeter Institute for Theoretical Physics dengan dana 100 juta dollar AS yang diambil dari kantong pribadinya.

April 2004, bersama istrinya dia mendonasikan 33,3 juta dollar AS untuk Institute for Quantum Computing di University of Waterloo. Mei 2005, dia memberi tambahan lagi 17,2 juta dollar AS untuk membangun gedung Institute for Quantum Computing dan Waterloo Institute for Nanotechnology.

Lazaridis tak hanya penemu BlackBerry. Sekitar 50 hak paten miliknya berkisar pada wireless dan sistem display industri. DigiSync, pembaca barcode untuk industri film, ternyata juga di bawah hak paten dia, yang membuatnya mendapatkan penghargaan Emmy dan Academy Award tahun 1999.

Sejarah

Lazaridis bukan asli Kanada. Dia lahir 14 Maret 1961 di Istanbul, Turki. Kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.

Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Kutu buku ini menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.

Umur 12 tahun dia mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minat terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang menjadi motivator paling baik.

Tahun 1979 dia memutuskan kuliah di University of Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer.

Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan RIM. Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.

RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.

Walau akhirnya drop out dari universitas, berkat dedikasinya, pada Oktober 2001 dia meraih penghargaan Doctor of Engineering dari University of Waterloo. Pada Juni 2003 ia bahkan ditunjuk menjadi chancellor kedelapan universitas itu.

BlackBerry unik karena punya sistem sendiri dalam mengelola e-mail, terutama teknologi server yang tak dimiliki perusahaan lain. Di saat produsen telepon genggam lainnya puas dengan memanfaatkan sistem yang sudah ada, Lazaridis berpikir lain. ”Kami sangat hati-hati dalam mengembangkan perangkat ini. BlackBerry punya sistem yang unik, inilah yang membuat layanan kami akan unggul di mata konsumen,” katanya.

Dia yakin, ke depannya kebutuhan akan transmisi data makin tinggi dan wireless akan menjadi solusi. ”Kami menggabungkan fungsi perangkat bergerak dengan fungsi komputer,” katanya.

Apakah BlackBerry akan menggantikan komputer desktop atau laptop? Apakah BlackBerry juga punya ambisi mengambil alih sistem telekomunikasi GSM yang populer saat ini?

”Tidak, kami juga terlibat dalam pengembangan teknologi lain,” katanya. Teknologi GSM, misalnya, jaringannya masih bisa kita manfaatkan dengan berbagai pengembangan riset.

Di balik ambisi membuat BlackBerry mewabah, Lazaridis tetap lari ke dunia riset, mengembangkan berbagai kemungkinan teknologi yang tersedia. Jadi, tak harus menjadi dominan dan membunuh yang lain jika ingin sukses.



Sumber : Kompas Cetak

Kamis, 12 Februari 2009

Javanese Shadow Puppet : “Romo Tambak

Last year, the Directorate General of Tax successfully increased the number of its taxpayers by 3.5 millions in just one year. To celebrate this spectacular achievement, the Director General of Tax, Darmin Nasution, entertained people near its office at Gatot Subroto, Jakarta, with free all night long traditional Javanese shadow puppet show (wayang kulit). The title of the show was 'Romo Tambak.' The show was performed by Ki Mulyono Purwo Wijoyo, the Head of the Monitoring and Consulting Section II at the Tax Office of Salatiga.

‘Romo Tambak’ tells a story of Prabu Rama Wijaya (King Rama), a good king who went to the Kingdom of Alengka on a major mission but had to face many challenges along the way. Thanks to his leadership, dedication, discipline, and hard work, he was able to complete the mission.

The story begins when Hanoman reported to King Rama that his wife, Dewi Sinta, was still alive and remained a virgin despite being held hostage for some time in the Alengka. Rama decided to go to Alengka and bring her back to his Kingdom, in Ayodhya. However, the task proved to be difficult since Rama had to sail across the vast Indian Ocean.

Since it would have taken a lot of time for Rama and his men to travel via the ocean, he decided to go by himself using his supernatural power. However, Kiai Semar warned him that Sinta was no ordinary woman, she also the incarnation of Betari Widowati who was capable of bringing prosperity to his people. Therefore, according to Semar,the task of bringing back Sinta must be performed both by him and his people. After hearing the warning, Rama summoned his army and his people and asked them to go with him to Alengka.

Meanwhile, in the Kingdom of Alengka, King Rahwana held a grand meeting to celebrate the reconstruction of Alengka which had previously been burnt down by Hanoman. During the meeting, Rahwana had a quarrel with his two brothers, Raden Kumbokorno and Raden Gunawan Wibisono. He then banished them from Alengka. Kumbokorno later chose to become a hermit, while Wibisono decided to join King Rama's army.

Wibisono’s desertion gave new strength to Rama, since he conveyed precious information about the enemy. To prove his loyalty, Wibisono builds a dam (tambak) to dam up the ocean. Hanoman, however, destroyed the dam, which made Rama furious. Therefore, he decided to do the task himself by shooting his magic arrow (Guno Wijoyo) to the ocean which made the water shrank at once.

Not long after, Sang Hyang Baruno, the ruler of the ocean came to him. He warned him that a knight should never do such hasty action, because such action will destroy the nature, the ocean, along with all of its inhabitants. Each task should be completed gradually in stages.

Realizing his mistakes, Rama ordered his troops to use wood, stones, and other materials instead to build his dam. Meanwhile, Rahwana's guards, such as Janggisrono, Yuyu Rumpung, Bajul Sengoro, and many others tried to destroy the new dam.

Rama managed to tackle all these challenges and the dam was finally completed. Soon, Rama and his army successfully entered the Kingdom of Alengka and brought back Sinta to Ayodhya.

Rabu, 14 Januari 2009

Nancy- Bird Walton

Sepanjang hidupnya, Nancy- Bird Walton dikenal sebagai ”malaikat”. Dengan kepiawaiannya terbang, Walton membantu kaum papa yang tinggal di tempat terpencil di Australia.

Pelopor penerbangan perempuan ini meninggal dunia dalam usia 93 tahun, Selasa (13/1), setelah menderita sakit. ”Kesehatannya menurun dengan cepat dan dia meninggal karena usia lanjut,” kata Anna Holman, cucu Walton.

Dilahirkan di Sydney, 16 Oktober 1915, Walton adalah pendiri dan pemimpin Asosiasi Perempuan Pilot Australia. Terbang memang menjadi keinginan Walton sejak dia baru bisa berjalan.

Sebagai remaja yang tumbuh semasa depresi besar di Australia, Walton mengalami hal yang sama dengan anak-anak lain, yaitu meninggalkan bangku sekolah untuk membantu keluarga. Namun, gairah untuk terbang kemudian menuntun Walton kepada Sir Charles Kingsford-Smith, orang pertama yang terbang melintasi Pasifik, guna belajar mengemudikan pesawat. Smith baru saja mendirikan sekolah penerbangan di dekat Sydney.

Pada usia 17 tahun, Walton mulai belajar terbang. Dia harus duduk di atas dua bantal untuk bisa melihat keluar kokpit.

Dua tahun kemudian, Walton mengantongi izin pilot komersial. Dia adalah perempuan pertama di Australia yang punya izin itu. Sebagai hadiah, keluarga Walton membelikannya pesawat pertama, Gipsy Moth.

Ambulans udara

Walton mulai menerbangkan orang-orang ke seluruh wilayah di Australia. Saat itulah, Walton bertemu Pendeta Stanley Drummond yang meminta dia membantu penerbangan untuk layanan medis ke wilayah terpencil di Negara Bagian New South Wales, di barat Australia.

Gipsy Moth digunakan sebagai ambulans udara. Dia menerbangkan para perawat dari kota menuju permukiman di tempat terpencil dan mengangkut orang sakit, luka, serta ibu hamil dari keluarga miskin ke rumah sakit.

Dari situ pula, Walton mendapat julukan ”Malaikat Kaum Papa” atau ”Angel of the Outback”. Pekerjaan itu bagi Walton sangat berharga, tetapi dia melakukannya sendirian.

Tahun 1936, Walton mengikuti perlombaan terbang dari Adelaide ke Brisbane. Dia memenangi Ladies’ Trophy.

Tahun 1938, dia memutuskan istirahat sejenak dari penerbangan. Sebuah maskapai penerbangan Eropa mengundang Walton untuk promosi. Dia tinggal beberapa tahun di Eropa.

Saat pecah Perang Dunia II, Walton kembali ke Australia. Dia ikut memberi pelatihan bagi para perempuan dan membekali mereka keterampilan untuk menyokong pria penerbang di Angkatan Udara Kerajaan Australia.

Walton lalu mendirikan Asosiasi Perempuan Pilot Australia tahun 1950. Tahun 1958, Walton memutuskan kembali terbang setelah 20 tahun absen.

Inspirasi

Pada Oktober 2008, Walton menghadiri kedatangan pesawat Qantas Airways seri A380 superjumbo di Australia. Pesawat itu dinamai Nancy-Bird Walton untuk menghormati dia.

”Saat ulang tahun ke-90 tiga tahun lalu, saya ditanya apakah Qantas bisa menamai pesawat itu dengan nama saya. Saya lalu memutuskan agar tetap hidup,” kata Walton waktu itu.

Dalam pernyataannya, Selasa, Pemimpin Perusahaan Qantas Alan Joyce memuji Walton atas energinya yang tidak terbatas, semangatnya, dan visinya bagi peran perempuan di dunia penerbangan.

Tahun 1997, National Trust of Australia menyatakan dia sebagai Legenda Hidup Australia. Dia juga menerima penghargaan sebagai Officer of Order of British Empire tahun 1966.

Walton menikah dengan pria Inggris, Charles Walton, dan memiliki dua anak. Dia tinggal bersama kedua anaknya, empat cucu, dan dua cicit. ”Saya mengenang dia sebagai nenek saya, yang menjadi bagian dari hidup saya sehari-hari dan yang menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh Australia. Lebih dari itu, dia membuat kue coklat lezat dengan krim rasa mint,” tutur Holman. (AP/FRO)

Kamis, 08 Januari 2009

Michael Ballack

Michael Ballack boleh gembira karena Chelsea berniat memperpanjang kontraknya di Stamford Bridge. Namun, "The Blues" ingin menawarkan gaji lebih kecil kepada gelandang dan kapten Jerman tersebut.

Kontrak Ballack seharusnya berakhir akhir musim ini. Ia berharap Chelsea mau melanjutkan kontrak di usianya yang sudah menempus kepala tiga. Kedua belah pihak tampaknya sepakat untuk memperpanjang masa kerja itu hingga satu tahun ke depan.

Meski demikian, tambahan kontrak itu kemungkinan besar akan menurunkan bayaran bagi Ballack. Selama ini ia mendapatkan gaji £121.000 per pekan, tergolong tinggi untuk pemain berusia 32 tahun. Di kontrak barunya nanti, gaji itu mungkin akan jauh berkurang, tapi Ballack meminta bonus besar untuk setiap penampilannya di lapangan.

Harian Guardian meyakini bahwa Ballack tampaknya akan menyetujui kontrak tersebut. Ia bahkan ingin mengondisikan kontrak itu berlaku hingga dua tahun (berakhir pada 2011).

"The Blues" merasa perlu melakukan restrukturisasi gaji mengingat beberapa pemainnya sudah melewati masa puncak. Situasi makin rumit ketika pelatih Luiz Felipe Scolari menyatakan bahwa Chelsea tidak akan menambah anggota skuad pada bursa pemain tengah musim ini karena masalah keuangan yang cekak di timnya.

Kondisi yang dialami Ballack ini memang berbeda dari Frank Lampard. Gelandang Inggris tersebut mendapat tambahan kontrak lima tahun musim panas lalu sebab pemain berusia 30 tahun itu masih bisa cemerlang hingga tiga tahun mendatang. Chelsea bisa saja memutus kontraknya sebelum pemain tersebut menjalani sisa dua tahun berikutnya.