Minggu, 28 Desember 2008

Setahun Meninggalnya Benazir Bhutto Diperingati di Jakarta

Kedutaan Besar Pakistan di Indonesia, Sabtu (27/12), memperingati satu tahun meninggalnya mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto.

"Almarhum(ah) Benazir merupakan tokoh besar yang tidak hanya dimiliki oleh Pakistan, tapi juga seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jadi kami sangat kehilangan ditinggal beliau," kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Major General (Retd) Ali Baz, di Kedubes Pakistan Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12) malam.

Dalam peringatan malam ini hadir sekitar 30 orang. Mereka berdoa dan membaca ayat suci Al Quran, untuk mengenang dan memperingati almarhumah Benazir Bhutto.

"Di Pakistan juga dilakukan hal yang serupa. Kami memperingatinya dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran dan membacakannya doa," tutur Ali.

Semasa hidupnya, Benazir Bhutto dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan, yakni pada periode 1988-1990 dan 1993-1996. Dia meninggal akibat ditembak pada 27 Desember 2007, dan posisinya digantikan Asif Ali Zarderi, suami Benazir Bhutto.

Minggu, 15 Juni 2008

Friedrich von Hayek (1899-1992)


Hayek dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1899, di Vienna, Austria putra dari Dr. August von Hayek, Professor ilmu Botani pada University of Vienna. Friedrich August von Hayek meninggal pada 23 Maret 1992. Ia menerima penghargaan The Bank of Sweden Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada tahun 1974 untuk kategori ekonomi bersama-sama dengan Gunnar Myrdal Peran Friedrich August von Hayek pada akhir abad ke-20 seiring dengan runtuhnya sosialisme mungkin dapat dikatakan mirip hampir mirip dengan peran yang dimainkan oleh Adam Smith (bapak kapitalisme) pada abad ke 18, yang memberikan pencerahan dan penekanan pada kekuatan kreatif dari kebebasan dan ekonomi pasar. Ia bahkan dianggap sebagai figur kunci di abad ke 20 bagi kemunculan kembali kapitalisme liberal. Dengan sendirinya, sumbangan dan peran besar yang dimainkan oleh Hayek dalam penyebarluasan ide dan tatanan kebebasan membuat ia menjadi musuh nomor satu dari kelompok sosialis. Mulai dari karyanya yang terkenal “The Road to Serfdom” (1944), “The Constitution of Liberty” (1960) hingga “The Fatal Conceit: The Errors of Socialism” (1989), gagasan Hayek tentang kapitalisme global memberikan pengaruh yang tak sedikit kepada para pemikir dan filsuf terkenal seperti K. R. Popper dan Robert Nozick. Bukan itu saja gagasan-gagasanya pun memberikan kontribusi pengaruh yang tak sedikit terhadap para pemimpin politik di Timur maupun Barat, seperti Margaret Thatcher atau Ronald Reagan, Ludwig Erhard dan Vaclav Klaus dari Republik Czech, Leszek Balcerovicz dari Polandia, dan Mart Laar dari Estonia, serta banyak lagi yang lainnya. Oleh karenanya sekali lagi Hayek menjadi target yang terkenal dari para kelompok sosialis, proteksionist, dan belakangan para pengkritik globalisasi dan neo-liberal. Hayek memberikan kontribusi yang tak sedikit terhadap perdebatan yang menyangkut spontaneous order dan limits of knowledge. Pemikiran Hayek juga memberikan kontribusi pemahaman yang menyangkut kebijakan kompetisi dalam konteks pasar terbuka, konstitusi dan desentralisasi system politik dan kontrol terkadap kekuasaan. Kompetisi oleh Hayek dianggap sebagai prosedur terbaik bagi pencarian solusi baru dan terbaik, dan memberikan kesempatan yang terbaik bagi setiap individu dalam mengejar kebahagian hidup mereka. Sumbangan Hayek terpenting lainnya muncul pada arena politik dengan keterlibatannya dalam pendirian Mont Pelerin Society (MPS) pada 10 April tahun 1947. Dengan mengundang sekitar 36 orang yang kebanyakan merupakan ekonom, sejarahwan, filsuf, untuk hadir di Mont Pelerin, Switzerland, Hayek mengajak mereka mendiskusikan mengenai negara dan penerapan liberalisme baik sebagai sebuah pemikiran maupun didalam praktek. Hayek terkenal juga dengan julukan ultra-liberal. Muridnya yang utama adalah Milton Friedman (pencetus monetarisme yang juga terkenal sebagai pemikir neo-liberal). Kala itu adalah masa kejayaan Keynesianisme, sebuah aliran ilmu ekonomi oleh John Maynard Keynes yang lebih menekankan pada walfare state (negara kesejahteraan). Keynesian dianggap berjasa dalam memecahkan masalah Depresi besar tahun 1929-1930. Terutama setelah diadopsi oleh Presiden Roosevelt dengan program "New-Deal" maupun Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia ke-II, maka Keynesian resmi menjadi mainstream ekonomi. Bahkan Bank Dunia dan IMF kala itu terkenal sebagai si kembar Keynesianis, karena mempraktekkan semua resep Keynesian. Dasar pokok dari ajaran Keynes adalah kepercayaannya pada intervensi negara ke dalam kehidupan ekonomi. Menurutnya, kebijakan ekonomi haruslah mengikis pengangguran sehingga tercipta tenaga kerja penuh (full employment) serta adanya pemerataan yang lebih besar. Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1926 berjudul “The End of Laissez-Faire”, Keynes menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kepentingan individual yang selalu tidak sejalan dengan kepentingan umum. Katanya, “Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu bersesuaian dengan kepentingan umum”. Keynesianisme masih tetap menjadi dominant economy sampai tahun 1970-an. Hayek dan kawan-kawan sudah merasa gelisah dengan mekarnya paham Keynes ini. Pada masa itu pandangan semacam neo-liberal sama sekali tidak populer. Meskipun begitu mereka membangun basis di tiga universitas utama: London School of Economics (LSE), Universitas Chicago, dan Institut Universitaire de Hautes Etudes Internasionales (IUHEI) di Jenewa. Para ekonom kanan inilah yang kemudian setelah PD-II mendirikan lembaga pencetus neo-Liberal, yaitu Societe du Mont-Pelerin, Pertemuan mereka yang pertama di bulan April 1947 dihadiri oleh 36 orang dan didanai oleh bankir-bankir Swiss. Termasuk hadir adalah Karl Popper dan Maurice Allais, serta tiga penerbitan terkemuka, Fortune, Newsweek dan Reader's Digest. Lembaga ini merupakan "semacam freemansory neo-liberal, sangat terorganisir baik dan berkehendak untuk menyebarluaskan kredo kaum neo-liberal, lewat pertemuan-pertemuan internasional secara reguler". Pandangan Neo-Liberal dapat diamati dari pikiran Hayek. Bukunya yang terkenal adalah "The Road to Serfdom" (Jalan ke Perbudakan) yang menyerang keras Keynes. Buku tersebut kemudian menjadi kitab suci kaum kanan dan diterbitkan di Reader’s Digest di tahun 1945. Ada kalimat di dalam buku tersebut: "Pada masa lalu, penundukan manusia kepada kekuatan impersonal pasar, merupakan jalan bagi berkembangnya peradaban, sesuatu yang tidak mungkin terjadi tanpa itu. Dengan melalui ketertundukan itu maka kita bisa ikut serta setiap harinya dalam membangun sesuatu yang lebih besar dari apa yang belum sepenuhnya kita pahami". Neo-liberal menginginkan suatu sistem ekonomi yang sama dengan kapitalisme abad-19, di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya dan campur tangan sesedikit mungkin dari pemerintah dalam kehidupan ekonomi. Regulator utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme pasar, bukan pemerintah. Mekanisme pasar akan diatur oleh persepsi individu, dan pengetahuan para individu akan dapat memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian ekonomi, sehingga mekanisme pasar dapat menjadi alat juga untuk memecahkan masalah sosial. Menurut mereka, pengetahuan para individu untuk memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu ditransmisikan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam arti ini maka Neo-liberal juga tidak percaya pada Serikat Buruh atau organisasi masyarakat lainnya

Woodrow Wilson (1912-1923)


Pada tahun 1912 Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden Amerika. Laki-laki yang lahir bulan Desember 1856 di kota Staunton Virginia. Ia meraih gelar doktor pada tahun 1886 setelah menerbitkan bukunya yang pertama Congressional Goverment. Dia menerbitkan bukunya yang kedua the State dan empat tagun kemudian diangkat sebagai profesor di Universitas Princeton, dimana ia menetap sampai tahun 1910.

Setelah terpilih menjadi presiden, dia memulai suatu program reformasi nasional yang mengesahkan Underwood act pada bulan Okrober 1913 yang mengurangi tarif impor dari level 40% ke 25% dan mengembangkan daftar barang yang dapat diimpor tanpa tarif.

Dalam urusan luar negri Wilson menekankan pentingnya hak asasi manusia, termasuk hak untuk pemerintahan sendiri. Wilson mendukung kemerdekaan Filipina pada tahun 1916 dan bersedia menggunakan kekuatan untuk memepertahankan demokrasi di Meksiko, dan memulihkan ketentraman di Nikaragua dan Haiti. Wilson menolak semua ide atau gagasan manifest destiny dan ekspansi teritorial. Dia percaya bahwa perdagangan telah menggantikan aneksasi sebagai kunci perhatian Amerika Serikat.

Kesiapan Wilson melawan kediktatoran tidak meluas sampai ke Eropa ketika perang melanda benua itu pada 1914. dia mengumumkan Amerika Serikat tetap netral karena Amerika tidak memiliki kepentingan disana, sepanjang Amerika dapat melakukan perdagangan tanpa ganguguan, hal ini terbukti ketika Jerman menyerang kapal-kapal laut Amerika, Wilson langsung menyatakan perang dengan Jerman berserta sekutunya.

Salah satu sumbangan terbesar Wilson terhadap ilmu hubungan internasional ialah konsep tentang pembentukan Asosiasi Bangsa-Bangsa (cikal PBB) dibawah perjanjian khusus dengan tujuan menghasilkan jaminan yang sama-sama menguntungkan atas kemerdekaan politik dan intregritas wilayah bagi negara besar ataui kecil, hal tersebut termuat dalam visinya yang empat belas point dan disertakan dalam konferensi Versailles pada tahun 1918.

Wilson meninggal Februari 1923, karena sakit dalam perjalanan pidato untuk mendukung liga bangsa-bangsa, yang ironisnya Amerika sendiri tidak pernag bergabung di liga. Padea Desember 1920 Wilson dianugrahi Nobel perdamaian atas kerjanya dalam mencoba penyelesaian politik yang adil dan dalam mendirikan liga bangsa-bangsa.

JJ Rousseau (1712-1778)


JJ Rousseau hidup dalam abad berbeda dan negara berbeda pula. Secara ringkas bisa disebutkan bahwa Rousseau berasal dari kalangan biasa yang merasakan kesewenang-wenangan kerajaan dan bahwa Rousseau mengilhami dan terlibat dalam Revolusi Perancis. Dalam membangun teori kontrak sosial, hobbes, Locke dan Rousseau memulai dengan konsep kodrat manusia, kemudian konsep-konsep kondisi alamiah, hak alamiah dan hukum alamiah. Seperti halnya Hobbes dan Locke, Rousseau memulai analisisnya dengan kodrat manusia. Pada dasarnya manusia itu sama. Pada kondisi alamiah antara manusia yang satu dengan manusia yang lain tidaklah terjadi perkelahian. Justru pada kondisi alamiah ini manusia saling bersatu dan bekerjasama. Kenyataan itu disebabkan oleh situasi manusia yang lemah dalam menghadapi alam yang buas. Masing-masing menjaga diri dan berusaha menghadapi tantangan alam. Untuk itu mereka perlu saling menolong, maka terbentuklah organisasi sosial yang memungkinkan manusia bisa mengimbangi alam. Walaupun pada prinsipnya manusia itu sama, tetapi alam, fisik dan moral menciptakan ketidaksamaan. Muncul hak-hak istimewa yang dimiliki oleh beberapa orang tertentu karena mereka ini lebih kaya, lebih dihormati, lebih berkuasa, dan sebagainya. Organisasi sosial dipakai oleh yang punya hak-hak istimewa tersebut untuk menambah power dan menekan yang lain. Pada gilirannya, kecenderungan itu menjurus ke kekuasaan tunggal. Untuk menghindar dari kondisi yang punya hak-hak istimewa menekan orang lain yang menyebabkan ketidaktoleranan (intolerable) dan tidak stabil, maka masyarakat mengadakan kontrak sosial, yang dibentuk oleh kehendak bebas dari semua (the free will of all), untuk memantapkan keadilan dan pemenuhan moralitas tertinggi. Akan tetapi kemudian Rousseau mengedepankan konsep tentang kehendak umum (volonte generale) untuk dibedakan dari hanya kehendak semua (omnes ut singuli). Kehendak bebas dari semua tidak harus tercipta oleh jumlah orang yang berkehendak (the quantity of the ‘subjects’), akan tetapi harus tercipta oleh kualitas kehendaknya (the quality of the ‘object’ sought). Kehendak umum (volonte generale) menciptakan negara yang memungkinkan manusia menikmati kebebasan yang lebih baik daripada kebebasan yang mungkin didapat dalam kondisi alamiah. Kehendak umum menentukan yang terbaik bagi masyarakat, sehingga apabila ada orang yang tidak setuju dengan kehendak umum itu maka perlulah ia dipaksa untuk tunduk pada kehendak umum itu. Rousseau mengajukan argumentasi yang sulit dimengerti ketika sampai pada pengoperasian kewenangan dari kehendak umum ke pemerintah. Pada dasarnya Rousseau menjelaskan bahwa yang memerintah adalah kehendak umum dengan menggunakan lembaga legislatif, yang membawahi lembaga eksekutif. Walau demikian Rousseau sebenarnya menekankan pentingnya demokrasi primer (langsung), tanpa perwakilan, dan tanpa perantaraan partai-partai politik. Dengan demikian masyarakat, lewat kehendak umum, bisa secara total memerintah negara. Jadi jelas, walaupun sulit dipahami, argumentasi pengoperasian kewenangannya, Rousseau mengembangkan semangat totaliter pihak rakyat dalam kekuasaan.

John Locke (1632-1704)


John Locke hidup setengah abad lebih muda daripada Hobbes dan kuliah di Universitas yang sama dengan Hobbes. Secara ringkas bisa disebutkan bahwa Locke merasa hidup di tengah-tengah kekuasaan kerajaan despotik. Locke mendapat pengaruh dari semangat liberalisme yang sedang bergelora di Eropa pada waktu itu dan bahwa Locke mempunyai ikatan karier dan politik dengan kalangan parlemen yang sedang bersaing dengan kerajaan, sehingga Locke cenderung memihak parelemen dan menentang kekuasaan raja. Locke memulai dengan menyatakan kodrat manusia adalah sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi berbeda dari Hobbes, dalam bukunya Two Treaties of Gobernment, Lock menyatakan bahwa ciri-ciri manusia tidaklah ingin memenuhi hasrat dengan power tanpa mengindahkan manusia lainnya. Menurut Locke, manusia di dalam dirinya mempunyai akal yang mengajar prinsip bahwa karena menjadi sama dan independen manusia tidak perlu melanggar dan merusak kehidupan manusia lainnya. Oleh karena itu, kondisi alamiah menurut Locke sangat berbeda dari kondisi alamiah menurut Hobbes. Menurut Locke, dalam kondisi alamiah sudah terdapat pola-pola pengaturan dan hukum alamiah yang teratur karena manusia mempunyai akal yang dapat menentukan apa yang benar apa yang salah dalam pergaulan antara sesama. Masalah ketidaktentraman dan ketidakamanan kemudian muncul, menurut Locke, karena beberapa hal. Pertama, apabila semua orang dipandu oleh akal murninya, maka tidak akan terjadi masalah. Akan tetapi, yang terjadi, beberapa orang dipandu oleh akal yang telah dibiarkan (terbias) oleh dorongan-dorongan kepentingan pribadi, sehingga pola-pola pengaturan dan hukum alamiah menjadi kacau. Kedua, pihak yang dirugikan tidak selalu dapat memberi sanksi kepada pelanggar aturan dan hukum yang ada, karena pihak yang dirugikan itu tidak mempunyai kekuatan cukup untuk memaksakan sanksi. Oleh karena kondisi alamiah, karena ulah beberapa orang yang biasanya punya power, tidaklah menjamin keamanan penuh, maka seperti halnya Hobbes, Locke juga menjelaskan tentang upaya untuk lepas dari kondisi yang tidak aman penuh menuju kondisi aman secara penuh. Manusia menciptakan kondisi artifisial (buatan) dengan cara mengadakan kontrak sosial. Masing-masing anggota masyarakat tidak menyerahkan sepenuhnya semua hak-haknya, akan tetapi hanya sebagian saja. Antara pihak (calon) pemegang pemerintahan dan masyarakat tidak hanya hubungan kontraktual, akan tetapi juga hubungan saling kepercayaan (fiduciary trust). Locke menegaskan bahwa ada tiga pihak dalam hubungan saling percaya itu, yaitu yang menciptakan kepercayaan itu (the trustor), yang diberi kepercayaan (the trustee), dan yang menarik manfaat dari pemberian kepercayaan itu (the beneficiary). Antara trustor dan trustee terjadi kontrak yang menyebutkan bahwa trustee harus patuh pada beneficiary, sedangkan antara trustee dan beneficiary tidak terjadi kontrak samasekali. Trustee hanya menerima obligasi dari beneficiary secara sepihak. Dari pemahaman tentang hubungan saling percaya dan kontraktual itu tampak bahwa pemegang pemerintahan atau yang diberi kepercayaan mempunyai hak-hak dan kewenangan yang sangat terbatas, karena menurut Locke masyarakatlah yang dapat bertindak sebagai trustor sekaligus beneficiary. Dari uraian Locke, tampak nyata bahwa sumber kewenangan dan pemegang kewenangan dalam teori Locke tetaplah masyarakat. Oleh karena itu kewajiban dan kepatuhan politik masyarakat kepada pemerintah hanya berlangsung selama pemerintah masih dipercaya. Apabila hubungan kepercayaan (fiduciary trust) putus, pemerintah tidak mempunyai dasar untuk memaksakan kewenangannya, karena hubungan kepercayaan maupun kontraktual sifatnya adalah sepihak. Kesimpulan demikian ini tentu amat bertolak belakang dari kesimpulan yang dihasilkan oleh Hobbes.

Thomas Hobbes (1588-1679)

Thomas Hobbes merupakan seorang pemikir politik yang lahir dan mengalami proses intelektual dalam keadaan sosial politik anarkis pada abad ke XVII. Sejak lahir sampai akhir hidupnya, terjadi perang sipil dan perang agama, konfrontasi antara raja dengan dewan rakyat terjadi tanpa henti-hentinya. Kekerasan kekejaman, dendam dan ketakutan akibat peperangan agama dan perang sipil di Inggris mewarnai kehidupan Thomas Hobbes. Riwayat kehidupan Thomas Hobbes, seperti, melukiskan dirinya sebagai saudara kembar rasa ketakutan. Thomas Hobbes dilahirkan dalam kondisi premature. Dengan rasa ketakutan semakin dekatnya Armada Spanyol ke kawasan Inggris, begitu mencekam perasaan ibunya. Ketakutan mencekam itulah yang memaksa Thomas Hobbes lahir ke dunia. Pada waktu ia lahir, Ratu Elisabeth I Sedang sibuk menaklutkan kelompok agama Katolik. Penganut agama ini ditindas dengan kekejaman. Terjadi pula penaklukan Irlandia dan Skotlandia yang menjadi bagian dari Inggris. Thomas Hobbes, dibesarkan dan memperoleh pendidikan dari pamannya yang kaya raya. Ayahnya seorang pendeta yang berasal dari keluarga miskin sehingga ia menikmati pendidikan di Universitas Oxford. Thomas Hobbes, karyanya yang terkenal Leviathan, diterbitkan tahun 1661. Sebagaimana halnya dengan ilmuan lainnya, Hobbes hidup dalam era pergolakan. Ia sangat terkesan oleh tuntutan akan kekuasaan politik yang kuat untuk mengeluarkan tatanan yang ada dari pergolakan yang mengancam masyarakat sipil. Situasi yang demikian mengstimulus inspirasi Thomas Hobbes untuk merumuskan teori-teori politik yang relevan dengan kondisi zamannya. Pikiran-pikiran yang ditelorkan merupakan produk dan mewakili karakter pada zamannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa situasi kacau pada sisi lain titik balik munculnya berbagai karya yang monumental. Hobbes menyatakan bahwa secara kodrati manusia itu sama satu dengan lainnya. Masing-masing mempunyai hasrat atau nafsu (appetite) dan keengganan (aversions), yang menggerakkan tindakan mereka. Appetites manusia adalah hasrat atau nafsu akan kekuasaan, akan kekayaan, akan pengetahuan, dan akan kehormatan. Sedangkan aversions manusia adalah keengganan untuk hidup sengsara dan mati. Hobbes menegaskan pula bahwa hasrat manusia itu tidaklah terbatas. Untuk memenuhi hasrat atau nafsu yang tidak terbatas itu, manusia mempunyai power. Oleh karena setiap manusia berusaha untuk memenuhi hasrat dan keengganannya, dengan menggunakan power-nya masing-masing, maka yang terjadi adalah benturan power antarsesama manusia, yang meningkatkan keengganan untuk mati. Dengan demikian Hobbes menyatakan bahwa dalam kondisi alamiah (state of nature), terdapat perjuangan untuk power dari manusia atas manusia yang lain (homo homini lupus), memua memangsa semua (bellum omnium contra omnes). Dalam kondisi alamiah seperti itu manusia menjadi tidak aman dan ancaman kematian menjadi semakin mencekam. Karena kondisi alamiah tidak aman, maka dengan akalnya manusia berusaha menghindari kondisi perang-satu-dengan-lainnya itu dengan menciptakan kondisi artifisial (buatan). Dengan penciptaan ini manusia tidak lagi dalam kondisi alamiah, tetapi sudah memasuki kondisi sipil. Caranya adalah masing-masing anggota masyarakat mengadakan kesepakatan di antara mereka untuk melepaskan hak-hak mereka dan menstransfer hak-hak itu kepada beberapa orang atau lembaga yang akan menjaga kesepakatan itu agar terlaksana dengan sempurna. Untuk itu orang atau lembaga itu harus diberi hak sepenuhnya untuk menggunakan semua kekuatan dari masyarakat. Beberapa orang atau lembaga itulah yang memegang kedaulatan penuh. Tugasnya adalah menciptakan dan menjaga keselamatan rakyat (the safety of the people). Masyarakat sebagai pihak yang menyerahkan hak-hak mereka, tidak mempunyai hak lagi untuk menarik kembali atau menuntut atau mempertanyakan kedaulatan penguasa, karena pada prinsipnya penyerahan total kewenangan itu adalah pilihan paling masuk akal dari upaya mereka untuk lepas dari kondisi perang-satu-dengan-lainnya yang mengancam hidup mereka. Di lain pihak, pemegang kedaulatan mempunyai seluruh hak untuk memerintah dan menjaga keselamatan yang diperintah itu. Pemegang kedaulatan tidak bisa digugat, karena pemegang kedaulatan itu tidak terikat kontrak dengan masyarakat. Apa yang difikirkan Hobbes ini adalah negara yang mutlak yang dikenal Monarki Absolut. Dalam arti hak-hak individu sama sekali dikesampingkan sementara negara menjadi sangat mutlak dan tidak pernah salah. Negara berhak mutlak atas kebenaran dan kepatutan.

Thomas Aquinas (1225-1274)

Thomas Aquinas lahir di Italia. Ia belajar di Paris, Cologne, Naples, dan Roma. Dalam petualangannya ia mencatat perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di seluruh Eropa, –misalnya ia menganalisis tentang bangkitnya monarki baru di Perancis, Spanyol dan Inggris, kemudia ia menjadi saksi mata penyatuan negara kota di Catalonia dan Sebelah Utara Italia, ia juga mencatat perkembangan manufaktur, perdatangan dan komunikasi dan kemunculan kelas pedagang di italia.

Thomas Aquinas berhasil meletakkan dasar logika dalam teologi kristen dengan menkombinasikan doktrin katolik dengan filsafat Yunani Aristoteles. Pemikirannya ini tertuang dalam bukunya Summa Theologica.

Pemikiran Thomas Aquinas ini dikenal lebih optimistik dan rasional tentang kondisi manusia. Baginya ketika manusia itu menjadi rasional, maka ia punya kapasitas untuk mengikuti perintah tuhan secara lebih penuh kesadaran. Dalam bidang politik Thomas Aquinas pun konsisten dengan konsep rasionalitas. Ia mengatakan bahwa politik adalah interaksi antar manusia yang rasional dan juga merupakan anugra dari tuhan, konsep ini sangat dekat dengan pemikiran Aristoteles bahwa manusia pada hakikatnya zoon politicon dan sekaligus membedakan dirinya dengan Santo Agustinus yang melihat bahwa otoritas politik sebagai adalah sebuah kompensasi untuk korup dan hakekat yang penuh dosa dari manusia.

Ketika berbicara tentang negara, Thomas Aquinas banyak berbicara tentang tujuan tertinggi adanya negara adalah untuk memelihara perdamaian. Ia mengatakan bahwa negara bukanlah kekuasaan tertinggi. Hukum berada lebih tinggi diatas negara, dan negara hanyalah alat untuk memaksakan hukum tersebut. Karena itu ketika Aquinas berbicara tentang perang dan damai ha tidak punya pemikiran tentang hubungan antara negara dalam pemikirannya. Di satu sisi ia sangat meyesalkan dan mengecam perang dan merekomendasikan pencegahan sebisa mungkin, tapi disisi lain ia membenarkan perang untuk alasan dan tujuan yang benar yakni mencegah ketidakadilan dan perang harus merupakan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memberikan komando bukan oleh perseorangan

Santo Agustinus (354 - 430 M)

Santo Agustinus lahir di Tagaste, Numidia (Tunisia) Afrika Selatan. Kehidupan spiritualitas Agustinus awalnya kurang baik dan sempat hidup bersama wanita tanpa menikah dan dikaruniai seorang anak. Namun ia pada akhirnya bertaubat pada April 387 M ia memeluk agama Katolik. Ia pun menjadi pelayan tuhan dan kemudian diangkat menjadi bishop di Hippo.

Pemikiran Agustinus kemudian dituangkan dalam tulisan-tulisannya mengenai berbagai persoalan teologis, sosial, politik dan etika Kristiani. Salah satu karyanya dalam bidang politik adalah 'City of God'. Selain teologi kristiani, Agustinus juga banyak dipengaruhi oleh idealisme Plato dan karenanya ia dikenal sebagai seorang Neo-Platonis.

City of God terdiri dari 22 buku dimana 10 buku berisikan sanggahan dan jawaban terhadap pertanyaan sekitar kehancuran Roma, dan sisanya mengenai manusia dan masyarakat. Buku tersebut sangat terinspirasi oleh dua peristiwa besar yakni kejatuhan Roma ke tangan bangsa Barbar Visigoth dan Alarik pada tahun 410 M dan diterimanya agama Kristen melalui dekrit politik Kaisar Theodosius menjadi agama resmi imperium Romawi pada 393 M.

Agustinus menganalogikan negara sebagai tubuh dan jiwa. Tubuh pada hakikatnya bersifat temporal dan fana, tubuh bisa berkembang, tumbuh, dan mati. Sementara itu sebaliknya jiwa bersifat kekal, abadi tan tidak kekal. Karenanya adanya sebuah negara tidak bisa lepas dari tuhan yang abadi. Dengan kata lain legitimasi kekuasaan duniawi para kaisar hanya diakui sejauh tidak bertentangan dengan kehendak gereja dan Paus.

Pemikiran politik Agustinus ini kemudian memberikan keuntungan pada gereja khususnya kepada pimpinan tertinggi dalam agama kristen untuk memegan kekuasan politik. Ini artinya, seluruh monarki dan raja di Eropa pada waktu itu mendapatkan otoritasnya dari Tuhan, dan pemimpin agama di gereja adalah representasi Tuhan di dunia. Doktrin tersebut juga berimplikasi pada pemikiran hubungan antar negara dan seluruh manusia dalam 'universal community of man under God that reperesented by Chirstian Church'.

Universal community of man ini dikenal dengan sebutan 'humanitas' - mirip dengan konsep polis pada jaman Yunani atau Imperium pada masa Romawi. Humanitas terdiri dari seluruh manusia dari seluruh ras. Mereka tersatukan dibawah Tuhan kemudian secara lebih kecil diatur oleh kota atau Negara. Tuhan dipandang sebagai pemilik 'kekuasaan atau kedaulatan' mutlak sementara Negara berada dibawahnya. Kerajaan dunia (The World State) di bawah Tuhan ini memiliki visi untuk membuat dunia yang lebih damai.

Thucydides (460 – 395 SM)


Thucydides merupakan sejarawan Yunani Kuno. Tulisannya yang terkenal adalah 'History of the Peloponessian War', buku ini bercerita tentang perang antara Sparta –yang terkenal denga kekuatan angkatan darat- dan Ahtena -yang terkena dengan kekuatan angkatan laut- pada 411BC. Dengan bukunya itu Thucydides dikenal sebagai bapak 'sejarah ilmiah' karena analisanya, ia juga dikenal sebagai bapak 'aliran realisme politik' karena menganalisa hubungan antar bangsa berdasarkan apa yang 'mungkin' dan bukan apa yang 'benar'.

History of The Peloponessian War merupakan satu-satunya buku yang ditulis Thuchydides, dan kemungkinan besar ia merupakan saksi mata dan menjadi bagian dari setiap episode peperangan yang dimenangkan Sparta itu. Perang selama 27 tahun antara Athena yang demokratis dan Sparta yang tyran itu ditulis Thucydides untuk menjadi epik yang mengisahkan tentang kronologi perang terbesar yang sangat penting dalam sejarah dalam sejarah Yunani.

Karya Thucydides itu pun punya pengaruh besar pada teroritisi masa selanjutnya termasuk politik internasional. Peneliti klasik Jacqueline de Rimally meneliti pemikiran Thucydides setelah Perang Dunia ke II dan sejak itu banyak peneliti lain yang mulai mengkaji konteks sejarah pemikiran Yunani dalam topik Politik Internasional.

Dalam bukunya, Thucydides mengatakan dalam bukunya 'Yang kuat melakukan apa yang bisa dilakukan dengan kekuatan mereka dan yang lemah menerima apa yang mereka harus terima'. Penyataan ini menjadi landasan visi 'balance of power' yang sering menjadi konsep utama dalam teory HI khususnya teori realis. Kecenderungan agresif dari negara yang kuat dan ambisius harus dihadapi dengan pembentukan aliansi negara-negara yang lebih kecil.

Mohammad Hatta (1902-1980)

Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Hatta lulus dalam ujian handels eonomie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik. Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional. Hatta sewaktu zaman pra kemerdekaan lebih banyak melakukan hubungan diplomasi dibanding Soekarno. Hal ini dimulai ketika Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu. Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan). Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana. Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.

Soekarno (1901-1970)


Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara.
Salah satu keberhasilan Soekarno dalam melakukan hubungan luar negeri adalah dia berhasil menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.